Waktu
begitu gersang
Tiadalagi
tatapan sejuk yang ku saksikan
Kecuali
dengus kepalsuan
Genangan
hampa terapung pada tetes air mata
Pandanganku
melukiskan luka pada diding senja di pesisir hati
Nafasku
berayun lambat
Tersendat
akan kebisuanmu
Aku
seakan kehilangan kesabaranku
Karena
kau terus dan terus merampas senyumku
Jadi
sampai kapan hidupku di hujani air mata?
Apa
samapai samudra tak mampu lagi menampung cucuran air mataku?!
Atau
menungu samudra mengering?
Hidupku
terasa hampa
Seakan
hidup ini taklagi menawan
Bagai
hidup dalam hamparan gersang
Ku
coba menggais senyum yang kau rampas
Dan
kau lempar pada dahan yang menjulang
Membuka
lembaran yang suci itu yang kini ku coba
Semoga
Tuhan menitikan tuah suci pada kehidupan yang nanti…
Aksara
cinta memang sukar di mengerti
Terkadang
harus mengorbankan hati seseorang
Atau
bahkan menjadi duri dalam hati yang akan melukai pencintanya
Yogyakarta,
05 Februari 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar