Senin, 30 Desember 2013

Senyum yang Hilang



Waktu begitu gersang
Tiadalagi tatapan sejuk yang ku saksikan
Kecuali dengus kepalsuan
Genangan hampa terapung pada tetes air mata
Pandanganku melukiskan luka pada diding senja di pesisir hati
Nafasku berayun lambat
Tersendat akan kebisuanmu
Aku seakan kehilangan kesabaranku
Karena kau terus dan terus merampas senyumku
Jadi sampai kapan hidupku di hujani air mata?
Apa samapai samudra tak mampu lagi menampung cucuran air mataku?!
Atau menungu samudra mengering?
Hidupku terasa hampa
Seakan hidup ini taklagi menawan
Bagai hidup dalam hamparan gersang
Ku coba menggais senyum yang kau rampas
Dan kau  lempar pada dahan yang menjulang
Membuka lembaran yang suci itu yang kini ku coba
Semoga Tuhan menitikan tuah suci pada kehidupan yang nanti…
Aksara cinta memang sukar di mengerti
Terkadang harus mengorbankan hati seseorang
Atau bahkan menjadi duri dalam hati yang akan melukai pencintanya

Yogyakarta, 05 Februari 2010


Tidak ada komentar:

Posting Komentar