Sabtu, 28 Desember 2013

Hati Tertusuk Petir

Di jamahnya mahkotaku
Seakan seperti batu
Dan diayunkanya mahkotaku
Yang di anggapnya batu
Hatiku kAku dan membatu
Bagai tertusuk petir di kala musim kemarau di sebuah pulau
Tiada aku kira orang yang aku“imani”
Ternyata tiada nurani
Bagai sapi yang bertali

Yogyakarta, 2007[1]


[1] Coretan ini aku tujukan kepada temen kosku yang dulu pernah menempeleng kepalaku. Padahal orang tuaku belum pernah melakukan hal tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar