Dalam
kotak segi empat
Aku
membusuk terbunuh sepi
Mesin
bernyanyi melantukan lagu sumbang
Aku
masih menebarkan aroma keheningan
Suara-suara
hanya berlalu di depan muka
Hanya
sekilas Aku melihat cahaya yang sayup
Dalam
kotak segi empat
Aku
membusuk terbunuh sepi
Dinding
tertawa melihatku kaku
Rona
indah yang Aku tunggu tiada kunjung datang
Hanya
ejekan yang singgah pada muka tiada warna
Dalam
kotak segi empat
Aku
membusuk terbunuh sepi
Meronta
dan terus meronta
Kata
itulah yang terdengar dalam bentuk imajinasi
Kaku
dan busuklah yang menjalar dalam setiap nadi
Kaku
dan busuklah yang mengalir dalam darahku
Dalam
kotak segi empat
Aku
membusuk terbunuh sepi…[1]
Yogyakarta,
7 Agustus 2010
[1] .Di buat tangal 7 Agustus 2010
tulisan ini tertulis lewat kejenuhanku dengan rutinitas yang Aku jalani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar