Minggu, 29 Desember 2013

Bagai Neraka



Rumah yang dulu permai Penuh berjuta canda tawa
Rumah yang dulu damai lekat dengan senda gurau
Semua yang dulu ada kini tiada
Canda tawa kini jadi gelak hina
Senda gurau telah pupus
Tempat yang ku anggap istana surga
Kini bagai neraka bagi rahwana
Hari-hari serasa mati
Perasaan terasa bosan
Kuping memerah dengan segala celoteh
Kukan selalu menjadi batu yang kan menyatu jadi ratu
Laksana hidup pudaran dalam kemerahan


Kebumen, 11 Oktober 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar