Tetesan-tetesan
tirta suci yang tumpah dari langit
Membuat
sang pertiwi kehilangan dahaganya
Tapi,dahaga
itu kini menghilang seiring datangnya titik tirta suci
Namun
dahaga yang dulu di rasa
Kini
berubah menjadi rasa sakit bagi sang pertiwi
Perut
sang pertiwi buncit bagai mengandung
Seiring
waktu yang berputar sang pertiwi tiada kuasa nutuk menahan
Rasa
sakit yang dahsat kini terasa
Sang
pertiwi melumat perutnya
Ia
tumpahkan isi perutnya
Tergenenglah
seluruh jagad
Musnahlah
hidup
Keindahan
pesonapu lenyap
Ketika
matahari taklagi terbangan
Ketika
bulan taklagi tersenyum
Bumipun
seakan hampa
Makhlukpun
tak berdaya…
Yogyakarta, 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar