Selasa, 31 Desember 2013

Sepotong Cinta



Luka-luka lama yang menyayat ulu hatiku…
Kini telah berangsur-angsur membaik
Sepotong cinta akan kehidupan
Semoga membawa kedamaian abadi.
Aku ingin mencapai kehidupan yang nyaman
Sepotong cinta[1] ini akan membawaku hingga aku tiada
Dengan keyakinan yang telah bulat
Aku akan belajar berjalan dengan potongan cinta yang ada
Dengan potongan cinta ini aku akan ku gapai mahligai cinta.
Luka lama biarlah meninggalkan jejak
Namun aku tiada ingin menggulang lagi
Kisah yang membuat aku luka dan terjerembam
Aku akan tetap berlari mengapai mahligai cinta yang kini di depan mata…

Yogyakarta, 7 Februari 2011




[1] Coretan ini adalah curhatan lewat SMS dari ARJ yang aku kembangkan menjadi secarik tulisan…

Surat Cinta dari Tuhan



Surat cintaMu[1] telah sampai padaku
Dengan berbagai bentuk dan warna
Surat itu hanya aku simpan
Aku tatapi saat hati ini gundah
Ingin rasanya ku buka suratMu
Ingin aku membacanya
Walaupun harus dengan mengeja setiap hurufnya
Aku ingin tahu apa isi suratmu yang penuh warna
Pertarungan pun terjadi dalam hatiku
Dan kemenanggan berpihak pada ‘untuk tidak membacanya’
Masih tersimpan rasa ingin tahuku akan isi suratMu
Aku cinta padamu mungkin itu isi suratMu

Yogyakarta, 24 Januari 2011 18.15 PM




[1] Di buat saat rasa ini bertempur untuk berubah atau tetap begini…..?

Kata Beracun



Setiap aku melihat, membaca, dan mendengar
Kata kangen[1] yang keluar dari diantara dua bibirmu
Luka hatiku kembali menggangga
Setelah aku telah terlelap dalam kesibukanku
Setelah aku terbenam dalam kolam kesendirianku
Dan ketika aku sedang menikmati bercinta dengan hembusan udara
Kamu kembali datang dengan membawa kata penuh racun
Kita telah terpisah, kita punya kehidupan berbeda
Kau dengan kekasih barumu…
Aku dengan sejuta kesibukanku….
Hidupku adalah aku
Dan hidupmu adalah dirimu

Yogyakarta, 19 Januari 2011




[1] Ketika aku dapat sebuah kata “kangen” kata yang membuat hatiku luka, kata-kata itu keluar dari mulut orang yang dulu pernah menggisi ruang hatiku

Kejenuhan



Kejenuhan[1] terus bergelayut dalam benakku
Sejenak rasa jenuh itu hilang
Dengan membaurnya rasa suka cita dalam pertemuan
Dengan hangatnya senyum teman-teman
Kejenuhan itu kembali datang
Seiring bergantinya detik menjadi menit
Suka cita pertemuan berubah menjadi duka perpisahan
Senyum hangat berganti dengan kebekuan rasa bahagia
Kejenuhan ini seakan engan enyak dalam benak
Alunan nada lagu tak mampu menghancurkan tembok kejenuhan
Mulut ini seakan ingin meneriakan hujatan
Mulut ini seakan mengobarkan rasa ingin berlari
Kebinggungan akan arah pun tersemat dalam pelarian
Hingga aku hanya terpaku dalam dimensi kebosanan…

Yogyakarta 30 Desember 2010



[1] Sesuai dengan judulnya ini aku goreskan ketika aku merasakan jenuh yang akut.

Rasa yang Membuat Luka



Telah lama aku menunggu datangnya cinta[1]
Rasa lelah sempat hinggap dalam benakku
Namun, keyakinanku membuatku kuat
Hingga rasa cinta yang ku tunggupun muncul
Suka cita berselimut dalam jiwaku
Pesona cintapun membalut dalam setiap aliran darahku
Setiap detik rasa itu seakan membuatku hidup
Tiada pernah terbesit dalam benakku
Cinta itu engan menyapaku
Hanyalah kebisuan yang aku terima
Suka cita yang berselimut seakan bagai maut bagiku
Pesona cinta hanya membuat noda
Rasa itu membuatku redup
Rasa itu kini hancur terbawa dalam setiap debur ombak
Air mata ini seakan ingin jatuh dari peraduannya
Lagi-lagi keyakinanku membuatku tegar
Aku bukanlah insan yang lemah
Dalam relung hati ini tertanam berjuta senyum
Senyum yang tak aku dapatka dari cinta yang inginkan
Akan tetapi, senyum itu datang dari sahabat-sahabatku

Yogyakarta, 7 Desember 2010



[1] Dari sebuah curhatan sahabatku yang berinisial IP, aku coba merangkainya dalam sebuah kumpulan kata.