Kamis, 02 Januari 2014

Sayupnya Mentari



Sayupnya mentari[1]
Seolah menjadi temanmu
Sayupnya mentari
Melukiskan semangatmu
Setiap detik kau nanti datangnya detik yang bahagia
Senyum yang terkulai
Pengobat lara yang berlalu
Satu gelas Es tak mampu mendinginkan resahmu
Keresahan kini bergelayut pada jiwamu yang telah pupus
Gema suaramu tak lagi nyaring
Hanya suara gelisah yang berteriak
Senyummu adalah pengobat resahmu
Tersenyumlah niscaya resahmu sirna

Yogyakarta, 07 April 2011






[1] Coretan ini aku terinspirasi ketika aku melihat para pekerja yang sedang menyelesaikan pembangunan sebuah rumah. Ditengah siang bolong masih sibuk dengan apa yang mereka kerjakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar