Senyummu
mengandung makna
Suara
ketukan palumu adalah pemberontak dalam hatimu
Kau
berdiri tak kokoh lagi
Gerak
tubuhmu lunglai seiring mentari berjalan di ufuk barat
Ayunan
tanganmu tak lagi kokoh
Hanya
sisa makan siangmu
Tatapan
matamu mulai berbinar
Sejalan
matahari yang lagi menari
Penganggan
tanganmu tak sekuat besi yang kau pegang
Hanya
harap yang tersisa
Untuk
menghela nafas yang tak lagi sempurna
Setiap
gerak yang tersisa
Hanya
berharap waktu[1]
kapan berlalu
Yogyakarta,
05 April 2011
[1] Coretan ini aku goreskan sama
dengan yang diatas. Ini aku buat pertama setelah itu “sayupnya Mentari”. Ini
aku goreskan ketika melihat para pekerja yang sudah capek, letih, namun mereka
belum istirahat. Hal itu mereka lakukan karna waktu jam istirahat belum datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar