Rasa
benci telah merasuk pada tubuhku
Rasa
benci telah mengalir pada darahku
Rasa
benci telah menyatu dengan hembusan nafasku
Seiring
dengan rasa benci yang telah bersemayam
Rasa
rindupun mengiringi rasa kebencianku
Rasa
rindu yang dulu telah pupus kembali kuncup
Rasa
rindu yang telah sirna kini kembali[1]
Rasa
rindu yang telah menghilang kini nampak kembali
Harapan
itu kembali
Harapan
itu muncul
Harapan
itu hadir
Seiring
permainan hidup yang tidakku mengerti
Rasa
benci dan rindu saling mengadu
Rasa
benci dan rindu saling bercumbu
Rasa
benci dan rindu saling berharap
Rasa
benci dan rindu tiada beda
Aku
bingung membedakan antara benci dan rindu
Kini
hanya senyum yang senantiasa aku damba
Semoga
ini menjadi jalan cerita yang indah
Yogyakarta,
24 April 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar