Aku mengenalmu dengan wajah yang masih lugu
Aku mendekatimu untuk memberi harapan padamu
Kau menerima harapan itu dengan berjuta makna
Akupun mengartikan harapnmu dengan makna yang
berbeda
Hal yang tidak pernah terlintas di benakku
Aku terjatuh dalam harapan yang kuterjemahkan[1]
Ternyata aku menyimpan rasa padamu
Rasa yang membuatku tersenyum dan menangis
Dalam wajahmu yang lugu tersimpan makna
Aku, kau jadikan manusia yang bodoh
Yang tidak bisa berucap kata “tidak” di hadapanmu
Dalam wajahmu yang polos menyimpan magma
Yang membuatku menitikan air mata
Air mata dari kebodohanku yang dulu memberimu
harapan
Dalam hari-hariku kini hanya air mata yang menghiasi
Air mata kebodohanku sendiri
Hmm… aku tak ingin lagi hariku hanya berhiaskan air
mata kebodohanku
Aku harus berjalan melewati jalan-jalan yang telah
ditentukan
Air mata hanyalah hari kemarin
Kini senyuman akan aku sematkan pada setiap detik
yang akan terjadi
Yogyakarta, 24 April 2011
[1] Coretan ini, aku mencoba
melukiskan rasa yang sedang melanda N.A.H, yang pada hari Sabtu tanggal 23
April menangisi brondongnya. Hahahahahaha….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar