Kamis, 16 Januari 2014

Realita dan Impian

Kian hari semakin menjadi
Setiap hari selalu tersaji kasus korupsi
Hampir setiap instansi penuh dengan manipulasi
Kain hari semakin menjadi
Seiap hari selalu tersaji kasus kelaparan
Hampir setiap eperan toko terpajang gelandang
Dimanakah rasa cinta yang mulia
Nasib pejuang yang lusuh tak kuasa membasuh tubuh
Harapan yang usang kaian terbuang
Busuk yang menusuk rusuk yang dicumbu
Sang garuda kini telah tiada
Neoliberalisasi menikmati lahan yang tersaji
Rakyat Miskin menikmati raskin yang telah terbeli
Jeritan perut mampu menjadi maut
Hutan yang dulu rimbun
Berganti gedung yang terbangun
Sawah yang indah berubah menjadi perumahan mewah
Dimana rasa nyaman yang di idamkan akan bersemayam
Tiadalah bosan untuk berangan akan kebaikan
Negeri yang indah kini bersusah payah
Menata kembali kepingan lolongan kaum pingiran
Berharap menemukan harapan lusuh yang telah usang
Menanti sang garuda menjadi nahkoda
Mengarungi samudra yang luas tiada tara
Menuju Nusantara yang indah tanpa tentara dan politisi
Menikmati kreasi seniman yang budiman
Melihat senyum pingiran yang lama hilang[1]
Namun akankah itu terwujudkan....

Yogyakarta, 28 Mei 2011





[1] Coretan ini aku goreskan setelah melihat penderitaan masyarakat yang kelaparan. Disisi lain orang sudah menikmatai kekayaan tidak ingin tahu dan seolah tak mau tahu tentang kemiskinan. Dimana sebagian para pejabat asyik dengan harta hasil korupsi dan rakyat merasakan kemiskinan dan kelaparan. Dalam kasus ini aku hanya bisa bermimpi, jika sautu saat aku menjadi orang yang berada ijinkan aku yang Tuhan untuk menjadi hamba yang peduli dengan sesame.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar