Kian
hari semakin menjadi
Setiap
hari selalu tersaji kasus korupsi
Hampir
setiap instansi penuh dengan manipulasi
Kain
hari semakin menjadi
Seiap
hari selalu tersaji kasus kelaparan
Hampir
setiap eperan toko terpajang gelandang
Dimanakah
rasa cinta yang mulia
Nasib
pejuang yang lusuh tak kuasa membasuh tubuh
Harapan
yang usang kaian terbuang
Busuk
yang menusuk rusuk yang dicumbu
Sang
garuda kini telah tiada
Neoliberalisasi
menikmati lahan yang tersaji
Rakyat
Miskin menikmati raskin yang telah terbeli
Jeritan
perut mampu menjadi maut
Hutan
yang dulu rimbun
Berganti
gedung yang terbangun
Sawah
yang indah berubah menjadi perumahan mewah
Dimana
rasa nyaman yang di idamkan akan bersemayam
Tiadalah
bosan untuk berangan akan kebaikan
Negeri
yang indah kini bersusah payah
Menata
kembali kepingan lolongan kaum pingiran
Berharap
menemukan harapan lusuh yang telah usang
Menanti
sang garuda menjadi nahkoda
Mengarungi
samudra yang luas tiada tara
Menuju
Nusantara yang indah tanpa tentara dan politisi
Menikmati
kreasi seniman yang budiman
Melihat
senyum pingiran yang lama hilang[1]
Namun
akankah itu terwujudkan....
Yogyakarta,
28 Mei 2011
[1] Coretan ini aku goreskan setelah
melihat penderitaan masyarakat yang kelaparan. Disisi lain orang sudah
menikmatai kekayaan tidak ingin tahu dan seolah tak mau tahu tentang
kemiskinan. Dimana sebagian para pejabat asyik dengan harta hasil korupsi dan
rakyat merasakan kemiskinan dan kelaparan. Dalam kasus ini aku hanya bisa
bermimpi, jika sautu saat aku menjadi orang yang berada ijinkan aku yang Tuhan
untuk menjadi hamba yang peduli dengan sesame.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar