Kamis, 24 April 2014

Dunia Berbingkai Kemunafikan



Tirai malam telah diturunkan
Peluk mesra cahaya rembulan 
Menemaniku menikmati indahnya langit tak berawan
Pada kesendirian aku ucapkan selamat datang dalam dunia kenikmatan sementara
Setiap helai berahi yang telah dinikmati duniawi
Hanya membawa nestafa yang dilema
Kebutuhan dan tiadaan
Mengalir beriringgan menunganggi hamparan kemunafikan
Dalam setiap jengkal yang terlewatkan
Hati nurani dan kebutuhan jasmani[1]
Bercinta pada kemunafikan belaka
Apa arti kejujuran jika berselimut pada kemunafikan yang kian menggakar
Rasa malu dan keinginan menjadi benalu menjadi satu
Terbingkai indah pada sketsa wajah yang tak bertuan
Begitulah tingkah polah bocah yang seakan tak  merasa bersalah
Dengan apa yang ia kerjakan dalam dunia berbingkai kemunafikan

Yogyakarta, 11 Desember 2011




[1] Coretan ini tergores begitu saja. Berawal dari kamar kecil yang penuh inspirasi. Goresan ini mengalir begitu saja, seakan tiada halangan yang menghadang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar