Tirai malam
telah diturunkan
Peluk mesra
cahaya rembulan
Menemaniku
menikmati indahnya langit tak berawan
Pada
kesendirian aku ucapkan selamat datang dalam dunia kenikmatan sementara
Setiap helai
berahi yang telah dinikmati duniawi
Hanya membawa
nestafa yang dilema
Kebutuhan dan
tiadaan
Mengalir
beriringgan menunganggi hamparan kemunafikan
Dalam setiap
jengkal yang terlewatkan
Hati nurani
dan kebutuhan jasmani[1]
Bercinta pada
kemunafikan belaka
Apa arti
kejujuran jika berselimut pada kemunafikan yang kian menggakar
Rasa malu dan
keinginan menjadi benalu menjadi satu
Terbingkai
indah pada sketsa wajah yang tak bertuan
Begitulah
tingkah polah bocah yang seakan tak
merasa bersalah
Dengan apa
yang ia kerjakan dalam dunia berbingkai kemunafikan
Yogyakarta, 11
Desember 2011
[1] Coretan ini tergores begitu saja. Berawal
dari kamar kecil yang penuh inspirasi. Goresan ini mengalir begitu saja, seakan
tiada halangan yang menghadang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar