Rabu, 30 April 2014

Menerawang Ending dari Kasus Korupsi



Korupsi...
Kata ini tidakah asing bagi setip orang di Indonesia
Karena negara ini sedang boming dengan penyakit itu
Hal ini tidak lepas dari sejarah yang ada dinegara ini
Berawal dari masa penjajahan sampai saat ini
VOC pada masa itupun tidak lepas dari penyakit ini
Masa pemerintahan OrLa pun terjangkit
Apalagi pada masa OrBa pun tidak mau ketingalan
Setelah OrBa tumbang masuklah masa yang katanya masa Reformasi
Penyakit itu tidak mau lepas dari tubuh bangsa ini
Seolah tubuh bangsa ini menjadi wadah yang nyaman untuk penyakit ini
Seakan ada indikasi "simbiosis mutulisme" diantara mereka
Namun apakah iya negara ini akan selamanya begini
Yang kaya makin kaya dan yang miskin semakin menjerit
Sebenarnya ada ngak si yang bisa memberanggus penyakit ini?
Apa ya mungkin harus selamanya negara ini hidup seperti ini?
Apa tidak ada keinginan untuk lebih maju?
Sampai kapan akan terus begini?
Apa mungkin ini penyakit "keturunan" sejarah
Kita bisa melihat sekan seperti itu
Ada pihak yang mau menyembuhkan dijegal
Ada yang mau berterus terang di bungkam
Apakah ini yang dinamakan demokakrasi?
Kebebasan berbicara jujurpun seakan "tidak boleh"
Hal itu bisa terlihat saat ini
Seakan kasus yang muncul sudah bisa ditebak endingnya[1]
Mari kita tengok kasus yang lumayan menghebohkan media
Kasus G.T, endingnya seperti itu
Sebelum kasus GT ada kasus bank Centuri
Hingga kini kasusnya msih Abu-abu
Lalu kasus M.N nasibnya seolah hampir sama dengan kasus GT
Hingga kini nama-nama yang disebutkannya belum diperiksa
Nama-nama yang disebut malah sekan tenang-tanang
Dan masih sempat tersenyum sambir berkata"itu semua tidak benar"
Kasus N*n*npun sepertinya akan sama nasibnya seperti kasus pendahulunya
Namun kita lihat saja seperti apa tindak lanjutnya
Apakah akan sama endingnya dengan kasus pendahulunya?
Atau akan terbuka tabir kepalsuan dinegeri ini
Kita tunggu hasilnya dalam satu bulan ini.  

Yogyakarta, 25 Desember 2011



[1] Coretan ini aku goreskan pada saat aku jenuh dengan nasib bangsa ini. Setaip hari hanya disuguhi berita korupsi yang seakan tidak ada habisnya. “Hilang” satu tumbuh lagi. Entah hilangnya karna dihilangkan atau memang sudah “selesai”. Seolah tidak ada hentinya kasus yang sejenis tumbuh dan mengakar pada bengsa ini. Alasannya sudah jelas, berrawal dari perkulihan sudah belajar korupsi, tapi mereka teriak anti korupsi. Sungguh munafik, didepan bilang tidak dibelakang mana bagian saya. Seperti ini nantinya jika sudah menjadi pejabatpun mereka akan melakukan hal yang sama seperti apa yang pernah dilakukannya pada saat kuliah. Yach begitulah nasib bangsa ini.

Keindahanmu



Gerai rambutmu
Membuatku tak jemu untuk memandangmu
Binar matamu
Menerangi jiwa yang tengah sunyi
Senyum indahmu
Membuatku merasakan keteduhan di balik terik sengatnya dunia
Gerak gemulaimu
Membuatku tak ragu untuk mewujudkan mimpiku
Langkahmu yang seakan tak ragu
Mengalihkan sejenak hening dalam batinku
Indahmu terpancar dari lakumu
Kilaumu kurasakan dalam alunan nada bicaramu
Auramu memberikan arti didalam melewati kejamnya hari
Habis sudah kataku untuk mengambarkan keindahanmu
Hanya beberapa kata yang tak seberapa
Aku mencoba membuatmu menjadi nyata.

Yogyakarta, 23 Desember 2011


Kamis, 24 April 2014

Cara Membuat Biostarter dari Air Liur Manusia

Sungguh luar biasa kebesaran Alloh. Tak satupun hasil dari ciptaanNYA ada yang sia-sia. Semua punya manfaat tersendiri, tak terkecuali dengan air liur. Meskipun menjijikan, ternyata, dalam air liur itu terdapat empat macam mikroorganisme yang bermanfaat, yaitu Saccharomyces, Cellulomonas, Lactobacillus, dan Rhizobium. Apabila bakteri yang hidup di lambung manusia ini dikumpulkan kemudian difermentasi, maka akan sangat berguna sekali dalam me-recovery tingkat kesuburan tanah.

Untuk mendapatkannya tidak susah yaitu dengan cara menampung air kumur-kumur yang pertama kali, pada pagi hari setelah bangun tidur. Karena saat tidur tidak ada makanan yang masuk ke perut dalam waktu cukup lama, mikroorganisme tersebut akan naik menyantap sisa-sisa makanan yang berada di rongga mulut. Dalam keadaan inilah bakteri-bakteri tersebut berkumpul di mulut. Supaya bakteri tidak mati, dalam berkumur jangan menggunakan air yang mengandung anti septik, tetapi gunakan saja air sumur biasa. Perlu diperhatikan, air hasil kumur-kumur dari orang yang mengidap penyakit TBC, Dipteri, dan penyakit pernafasan lainnya, tidak boleh dipergunakan  (ditampung).

Langkah berikutnya adalah mengembangbiakan mikroorganisme yang sudah terkumpul tadi agar jumlahnya bertambah banyak menjadi berlipat ganda sehingga daya gunanya pun menjadi lebih dahsyat. Yaitu dengan cara sebagai berikut:

Setiap 2 liter mikroorganisme yang sudah terkumpul yaitu berupa bakteri yang terdapat dalam air liur, ditambah dengan 3 liter air kelapa dan ¼ kg gula pasir, kemudian difermentasikan. Setelah fermentasi berlangsung selama 14 hari, liur tersebut tak lagi berbau "naga", tetapi berbau wangi seperti bau tape. Ini menandakan bahwa bakteri sudah berkembangbiak dengan baik. Hasil dari fermentasi ini siap untuk dijadikan sebagai startrer atau dekomposer dalam pembuatan kompos atau bisa juga dimanfaatkan untuk mempercepat ketersediaan nutrisi tanaman, mengikat pupuk, mengembalikan dan meningkatkan kesuburan tanah.

sumber: 
http://bertanimandiri.blogspot.com/2010/10/biostarter-dari-air-liur.html 

Cara Pembuatan Pupuk Organik Cair dengan Urine (Air Seni atau Air Kencing)

Tanaman memerlukan unsur nitrogen (N) lebih banyak pada fase pertumbuhan vegetatif. Banyak hal yang bisa kita manfaatkan untuk memperoleh hara ini. Salah satunya dari urin manusia. Urin atau air seni atau istilah yang lebih umum dipakai adalah air kencing, merupakan cairan sisa reaksi biokimiawi rumit yang terjadi di dalam tubuh.

Sebanyak 70% bahan makanan yang dikonsumsi manusia dikeluarkan dalam bentuk air seni. Dalam sehari, orang dewasa dapat mengeluarkan air kencing antara 1 sampai 1½ liter atau rata-rata 500 liter dalam setiap tahunnya. Hara terkandungannya cukup tinggi, yaitu 80% nitrogen (Larsen et al, 2001) dan sisanya fosfat serta potasium. Ketiga unsur tersebut termasuk unsur penting dalam pertumbuhan tanaman. Sudah barang tentu hal ini akan sangat bermanfaat sekali kalau dijadikan pupuk, tentunya setelah melalui proses fermentasi terlebih dahulu agar bau pesingnya terurai.

Di Indonesia penggunaan pupuk dari hasil fermentasi urin manusia ini belum begitu banyak dipergunakan. Disamping faktor pengusahaannya yang belum memadai, masalah tabu dan juga jiji, sering menjadi kendalanya. Berbeda dengan Cina, Zimbabwe, Meksiko, India, Uganda, Jerman dan Swedia, pupuk urin ini merupakan bagian dari program pemanfaatan limbah yang disebut Ecological Sanitation (Ecosan).

Pupuk urin memiliki banyak keunggulan, baik dari sisi lingkungan, ekonomi, maupun sosial. Dalam lingkungan, penggunaan pupuk ini memperbaiki penanganan kesehatan masyarakat. Penggunaan pupuk air seni juga mampu meningkatkan hasil panen sehingga taraf hidup masyarakat membaik. Dengan kata lain, air kencing dapat menurunkan angka kemiskinan.

Hasil Penelitian



Menurut Ian Caldwell dan Arno Rosemarin dari Stockholm Environment Institute, Swedia, penggunaan urin dan kotoran manusia sebagai pupuk adalah cara utama dalam menerapkan pertanian berkelanjutan. Lebih jauh lagi, hal tersebut dapat membantu tercapainya ketahanan pangan dan mendukung tersedianya nutrisi yang lebih baik.

Sementara MnKeni bersama teman-temannya dari Universitas Fort Hare, Afrika Selatan, dari hasil penelitiannya menunjukan, bahwa penggunaan urin sebagai sumber nitrogen sebanding dengan pupuk urea.

Salah satu masalah yang dikhawatirkan dari pemanfaatan pupuk jenis ini adalah rasa produk tanamannya. Logikanya, penggunaan air seni sebagai pupuk berkemungkinan mempengaruhi mutu hasil tanaman. Namun, permasalahan ini ditepis oleh penelitian Surendra K. Pradhan dan rekannya dari Universitas Kuopio, Finlandia.

Mereka membandingkan penggunaan air kencing manusia sebagai pupuk kubis dengan pupuk buatan industri. Hasilnya, kemampuan pupuk urin sama dengan pupuk buatan industri pada dosis 180 kg N per hektar.

Bahkan pertumbuhan, biomassa, dan kandungan klorida tanaman sedikit lebih tinggi jika menggunakan pupuk air seni. Serangga yang biasanya ikut mati akibat penggunaan pupuk industri juga berkurang dengan menggunakan pupuk alami ini.

Penelitian ilmuwan ini membuktikan bahwa air seni manusia dapat digunakan sebagai pupuk tanpa mengancam nilai kehigienisan tanaman yang berarti. Selain itu, rasa produk makanannya juga tak berkurang meski tanaman yang menjadi bahan bakunya diberi pupuk urin.

Tanda Kebesaran Tuhan

Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.

Air kencing manusia, ternyata bukan sekedar cairan tak berguna. Sederet manfaat dimiliki oleh cairan tersebut. Inilah satu lagi bukti kebesaran Alloh. Sungguh, tiada yang sia-sia segala apa yang telah diciptakanNya tak terkecuali air seni.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya manusia bersyukur atas apa yang Alloh berikan. Sejatinya, hanya Dialah yang mampu menjadikan barang hina seperti urin manusia, dapat berfungsi sebagai pupuk. Ini karena Alloh adalah satu-satunya Tuhan yang memiliki sifat Maha Pencipta dan Maha Mengetahui, sebagaimana firmanNya: ”Sesungguhnya Rabbmu, Dialah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui”. (QS Al-Hijr, 15:86)

Cara Pembuatan Pupuk Organik Cair Urine Manusia:


1.       Bahan terdiri dari urin 10 liter, air kelapa 10 liter, bakteri 1 liter dan gula pasir 1 kg. Jumlah tersebut boleh disesuaikan dengan kebutuhan, dengan syarat komposisi bahan mengikuti ketentuan yang ada.
2.       Bakteri yang digunakan EM TANI atau Biostarter dari Air Liur.
3.       Semua bahan diaduk, kemudian dimasukan kedalam molter.
4.       Fermentasi selesai setelah 2 minggu.

POC yang berbahan urin manusia ini diberi nama Fermak alias Fermentasi Air Kencing.
 


sumber:
http://bertanimandiri.blogspot.com/2010/11/pemanfaatan-urin-sebagai-pupuk-cair.html 


CARA MEMBUAT PUPUK CAIR MENGGUNAKAN URINE SAPI





Para pembaca tentu tau apa itu air kencing, akan lebih enak kalo saya menyebutnya ‘urine’, nah! urine ini yang sering tidak kita abaikan, kita buang begitu saja bahkan kita anggap sebagai kotoran ternyata bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair apabila kita olah, karena mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman diantaranya Nitrogen 1%, Phospor 0,5%, Kalium 1,5%, Carbon 1,1 %, Air 92%, dan fito hormon Auksin yaitu zat perangsang tubuh yang bisa digunakan sebagai zat pengatur tumbuh. Setelah pupuk cair urine diolah unsur-unsur hara tersebut meningkat. Nitrogen menjadi 2,7%, Phospor menjadi 2,4%, Kalium menjadi 3,8% dan karbon menjadi 3,8%. Warna yang semula kuning berubah menjadi kehitam-hitaman, dan bau yang semula menyengat jauh berkurang.
Keungulan lain dari pupuk cair urine ini adalah dapat mengusir hama tikus, wereng, walang sangit dan hama penggerek. Sehingga tanaman terhindar dari serangan hama-hama tersebut.
Saya tidak menganjurkan anda menggunakan urine secara langsung, ” dengan alasan ingin praktis, setelah ternak kencing anda tampung lalu langsung disemprotkan pada tanaman” karena kadar gas amonia yang terdapat dalam urine dapat membahayakan tanaman, jadi urine ini minimal didiamkan dulu selama 2 minggu tanpa diolah atau lebih bagusnya diolah terlebih dahulu, caranya pengolahannya mudah saja.

CARA MEMBUAT PUPUK CAIR URINE SAPI
I.  ALAT:
  1. Ember/Drum
  2. Plastik
  3. Karet/Pengikat.
II. BAHAN:
  1. Urine Sapi (Kencing Sapi) 20 liter
  2. Jahe 1/2 kg
  3. Lengkuas 1/2 kg
  4. Kunyit 1/2 kg
  5. Temu ireng 1/2 kg
  6. Temulawak 1/2 kg
  7. Kencur 1/2 kg
  8. Gula Merah 1 kg
  9. Rendaman Kedelei 1 Gelas atau Urea 1 sendok makan
  10. EM4 100 ml
Bahan – bahan jahe, lengkuas, kunyit, temu ireng, temulawak dan kencur (empon-empon) berfungsi untuk menghilangkan bau urine sapi dan memberi rasa yang tidak disukai hama tanaman. Gula berguna dalam proses fermentasi dan memenyuburkan mikroorhanisme yang ada didalam tanah, Urea dan rendaman kedelai berfungsi untuk memperkaya unsur hara yang terdapat dalam pupuk cair serta menyuburkan mikroorganisme. Serta EM 4 sebagai starternya.


III.      CARA PEMBUATAN:
Empon-empon dihaluskan dan dimasak sampai mendidih. Setelah dingin dicampur dengan semua bahan yang lain didalam ember atau drum plastik, yang perlu dingat pengisian jangan sampai penuh. Lalu ditutup rapat dan didiamkan selama 3 minggu. Setiap hari 2 kali atau tiap pagi dan sore tutup dibuka untuk membuang gas yang dihasilkan atau boleh menggunakan aerator untuk mempercepat proses penguapan gas.
Pupuk cair yang telah jadi, dapat langsung digunakan yaitu : 1 liter pupuk cair urine sapi dicampur 10 liter air lalu disemprotkan ke tanaman.
Pabila pupuk cair urine sapi ini disimpan paling baik selama 12 hari dan harus tertutup rapat agar kadar nitrogen dan urine tidak banyak keluar.
IV.  DOSIS DAN CARA PENGAPLIKASIAN
Pupuk cair urine sapi ini dapat digunakan pada berbagai tanaman misalnya: tanaman pangan (padi), palawija dan sayuran, hortikultura (cabai, jeruk), dan bisa juga pada bibit / benih tanaman.
Pada tanaman padi penyemprotan dilakukan pada umur 14-21 hst, 25-30 hst dan pada fase primordia (45 hst) saat sudah ada satu tanaman yang mengeluarkan bunga.
Pada tanaman hortikultura penyemprotan dilakukan pada umur 14-21 HST (terdapat 3-4 helai daun) dan pada saat pembentukan bunga.
Untuk benih/ biji direndam selama semalam sedangkan untuk bibit perendaman selama maksimal 10 menit.
V.   KEUNGGULAN MENGUNAKAN PUPUK CAIR URINE
Tanaman sayuran dan hortikultura seperti setelah diberi pupuk cair ini menjadi lebih subur, daunnya kelihatan segar dan hijai serta ulat yang mengghinggapinya menghilang. Manfaat lain penggunaan pupuk cair urine sapi yaitu: meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur dan karakteristik tanah, meningkatkan kapasitas serap air tanah, meningkatkan aktifitas mikroba tanah, meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, jumlah, dll), menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman, menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman, dan meningkatkan retensi/ketersediaan hara dalam tanah.