Mawar itu terasa indah untuk di pandang
Berhias bingkai kaca yang tak mungkin aku
menyentuhnya
Hanya mampu memandang itulah yang bisa aku lakukan
Kata-kata itu seakan mewaliki akan perasaan ini
Yang tengah berkecamuk karna rasa yang tak kunjung
bertepuk
Hanya membuatku menjadi remuk dan makin terpuruk
Aku semakin tersiksa dalam kubangan rasa
Belumuran asmara yang kian menyiksa
Karna aku tiada punya kuasa untuk berdiri
Mencari kepercayaan diri untuk menyatakan sebuah
rasa
Tiada bisa aku membayangkan
Apa lagi menuliskan perasaan ini
Jika rasa ini bertepuk
Tentu perasaanku menjadi majemuk
Namun itu hanyalah khayalanku
Yang tiada mampu untuk menyatakan perasaanku
Pada dirinya wahai wanita yang bernaung dalam hatiku
Yogyakarta, 1 Oktober 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar